Banjarmasin
merupakan salah satu pintu gerbang kegiatan ekonomi nasional. Pulau yang
terkenal dengan julukan Pulau Seribu Sungai ini memiliki sebuah Bandar
Pelabuhan besar dan sudah puluhan tahun menjadi pintu keluar masuk bagi
kegiatan perekonomian Pulau Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan.
Pariwisata kini menjadi salah satu sektor andalan untuk menyedot pendapatan
daerah di Banjarmasin. Ada 36 destinasi wisata yang dikembangkan di Banjarmasin.
Salah satunya adalah wisata Siring Sungai Tendean dan juga wisata Susur Sungai.
Bisnis pertambangan dan perkebunan yang lesu berimbas ke perekonomian Kota
Banjarmasin. Para pebisnis tambang dan kebun tidak lagi membelanjakan uangnya
di Banjarmasin, Hal ini mendorong pemerintah Kota Banjarmasin untuk
meningkatkan pendapatan melalui sektor parawisata dengan cara menargetkan 1
juta pengunjung selama satu tahun. Tentu dengan target tersebut, diperlukan
langkah-langkah yang membuat wisatawan tertarik untuk datang ke kota
Banjarmasin. Namun nyatanya Banjarmasin selalu kalah bersaing dengan beberapa
kota di Indonesia seperti Bandung dan Surabaya. Lantas, apa kendala utama kota
ini dalam memajukan pariwisatanya? Jawabannya adalah keterlambatan pembangunan
infrastruktur. Sehingga yang diperlukan adalah pembangunan intrastruktur yang
tepat sasaran.
Perkara memoles kota demi menarik
wisatawan untuk datang, bukanlah hanya soal mempercantik bangunan fisik semata.
Belakangan sarana transportasi berbagai tempat wisata di suatu kota, juga mulai
menjadi elemen pokok yang harus diperhatikan. Berdasarkan pengalaman penulis menaiki Bhinneka Patas Executive melalui penawa di internet http://www.naikbhinneka.co.id dan merasakan kenyamanan serta
keamanan yang diberikan. Muncul sebuah ide tentang pengembangan wisata kota
Banjarmasin dengan pengadaan bus wisata bertingkat bernama Bus Antasari.
Beberapa kota di Indonesia seperti kota Solo telah memiliki Bus Tingkat wisata bernama Werkuda. Jakarta
juga tak mau ketinggalan, Jakarta City Tour Bus (JCTB) merupakan bus tingkat
wisata keliling kota Jakarta secara gratis. Lalu bagaimana dengan Bandung?
Bandung juga memiliki bus tingkat wisata bernama “Bandung Tour on the Bus” atau
biasa disebut Bandros. Bandros sangat diminati masyarakat khususnya bagi para
pemuda. Desain ala eropa membuat Bandros sering dijadikan objek untuk berfoto. Oleh
karena itu penulis ingin kedepannya Kota Banjarmasin meniru langkah yang
diambil Solo, Jakarta dan Bandung dalam menarik wisatawan dengan cara menyediakan
bus wisata bertingkat. Mengingat rendahnya APBD kota Banjarmasin, maka alangkah
baiknya pengadaan bus tingkat wisata ini diserahkan ke pihak swasta saja.
Dengan begitu Pemerintah kota Banjarmasin tak perlu ikut mengelola ataupun
mengeluarkan biaya, cukup menjadi regulator saja. Halte dan terminalnya pun
harus dikelola oleh pihak swasta dan terintegrasi dengan tranfortasi lain serta dilengkapi
berbagai sarana pendukung lainnya
Bus
wisata bertingkat pertama di Indonesia
Penampakan
Jakarta City Tour Bus (JCTB) dengan warna biru ditambah gambar monument Jakarta
Bandros
merupakan bus antik ala eropa

Nantinya
bus tersebut dioperasikan dengan rute tujuan obyek wisata yang ada di
Banjarmasin, seperti di daerah Siring Tandean, Maskot Bekantan, Museum Wasaka
dan lain-lain. Untuk tahap pertama, sebaiknya akan diuji coba sebanyak lima
unit bus tingkat. Guna meningkatkan kualitas pelayanan, maka sudah saatnya
bus tingkat tersebut nantinya memakai
sistem booking online layaknya pesawat. Sistem booking online telah banyak
diterapkan agen-agen bus seperti Bhinneka Sangkuriang . Cukup mengunduh aplikasi melalui Google Play Store dengan kata
kunci “Bhinneka Taxi” maka dengan mudah kita membooking bus tanpa harus datang
ke agen. Hal tersebut sesuatu
yang sangat mungkin terjadi jika pemerintah kota Banjarmasin memberikan ruang
investasi yang pasti bagi perusahaan swasta untuk membangun kota Banjarmasin dan memberikan
kepercaya kepada pemerintah pusat agar ikut mendukung langkah tersebut. Sebelumnya
akan ada MoU (Memorandum of Understanding) yang menentukan besaran
tarif hingga bagi hasil. Kesepakatan juga diarahkan mengatur pembagian biaya
operasional Jika
proyek tidak dipenuhi maka akan ada regulasi untuk penambahan masa konstruksi
bagi investor Selain itu, menyiapkan regulasi juga sangat penting
agar memungkinkan investasi masuk secara lancar
dan aman. Tentunya menyiapkan regulasi dibutuhkan
campur tangan pemerintah pusat. Oleh karena itu, koneksi yang baik antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah sangat diperlukan. Jadi harapannya
kedepan melalui pengadaan bus tingkat wisata dan regulasi yang baik dapat menambah
pendapatan daerah kota Banjarmasin dan terwujudnya kota wisata dunia.