Hai guys, apa kabarnya? semoga baik-baik saja. Tidak banyak
yang dapat gue bagi tentang pengalaman lucu dan menarik kali ini. Yang pasti cerita ini juga dapat menghibur. Selamat membaca :)
Gue pernah punya temen yang hidupnya itu tidak
jauh dari mendegarkan lagu-lagu. Mungkin bagi setiap orang mendengarkan lagu
itu hal yang wajar, tapi teman gue yang satu ini bedanya mendengarkan lagu
kapanpun dan dimanapun. Entah gue juga gak ngerti apa yang menjadi sebab dia
tergila-gila mendegarkan lagu. Sampai suatu ketika gue lagi di wc sekolah. Saat
itu wc penuh dengan gerombolan manusia, beda dengan biasanya terlihat seperti
orang mau masak-masakan aja tapi ini wc coy. Gue paling benci kalau disuruh
antri apalagi nunggunya lama banget. Tiba-tiba suasana mulai berubah langit
menjadi gelap, angin mulai berhembus kencang ketika ada suara manusia kayak
menjerit-jerit kesakitan. Suara itu berasal dari salah satu wc dipojokan. Semua
orang yang berada disana kaget mendengar suara orang kayak nyanyi tapi sambil
menjerit-jerit. Karna suaranya bikin bulu kuduk merinding jadi semua orang
kabur berhamburan bagaikan anai-anai yang berterbangan. Gue pikir suara ini
bisa buat bangkit mayat-mayat dikuburan “Itu suara sangkakala, waktunya
bangkiiit…hahhhh” Karna semua orang kabur jadi yang tersisa disana hanya gue.
Gue saat itu bimbang pengen kabur atau enggak.
Oleh karna sejak tadi gue emang nunggu lama sampai kebelet pengen pipis,
akhirnya gue meyakinkan diri untuk masuk ke wc. Pas gue masuk aura-aura
negative pun muncul. Air keran yang tidak dimatikan sampai baknya penuh (apa
hubungannya?) dan juga bau-bau pesing (huft). Awalnya gue merasa takut akan
adanya suara itu lagi. Gue takutnya pas gue lagi kencing tiba-tiba ada yang
ngetok dari luar “hahhhh…keluar kau dari sana!) gue gak bisa bayangin gue lari
menjerit-jerit kaya orang lari ditagih hutang, bedanya larinya gak pake celana
(hmm). Apalagi wc yang gue masuki ini kunci pintunya rusak, ini bisa memudahkan
siapa pun masuk (ini wc atau gudang sih?). Sampai gue keluar wc suara itu sudah
tidak ada lagi.
Berhubung bel sudah berbunyi, menandakan dimulai
kembali jam pelajaran. Gue lari secepat mungkin untuk balik ke kelas. Yang gue
takutkan itu kalo gurunya udah masuk ke kelas lebih dulu sedangkan gue masih
diluar, bisa-bisa gue dihukum berat. Sambil berlari gue melihat dari kejauhan didepan
kelas gue agak sepi. Sempat gue mengira
ibunya sudah masuk ke kelas. Untungnya setelah gue tengok ke kelas, ternyata
ibunya belom datang. Sambil menunggu ibu guru datang, gue berbincang-bincang
sama temen-temen mengenai ulangan lisan yang akan dilaksanakan pada jam
pelajaran ini. Keadaan kelas saat itu lagi rebut-ributnya. Ada yang lagi
lari-larian kayak anak kecil dan juga ada yang teriak-teriak gak jelas (ini
kelas atau taman kanak-kanak sih?). Tiba-tiba ibu guru datang sambil membawa
satu tumpukan kertas. Tumpukan kertas itu bagaikan tumpukan catatan amal
kebaikan kita yang siap dihisab. Satu kelas pontang-panting berlarian. Kalo gue
sih santai-santai aja, orang dari tadi gue duduk aja (anak baik-baik)
“Assalamualaikum wrwb”
“Wa’alaikum salam ” sahut kami serentak sedikit agak
ngos-ngosan
“Hari kita ulangan lisan, maju 5 orang kedepan” sambil
merapikan meja
“Iya, silahkan maju 5 orang siapa yang berani?” (nada suara
agak menakutkan)
Ketika ibu guru memanggil seperti itu semua yang
didalam kelas diem sambil menundukan kepala dan ada juga yang sok-sok’an baca
buku, gak tau buku apaan sejenis komik atau entalah apa namanya. Setelah
beberapa kali dipanggil ternyata ada temen gue yang berani maju. Temen gue yang
maju ini gue anggap GOJIN (Golongan Jin). Gue gak tau apa alasan mereka member
nama GOJIN. Mereka 5 bersahabat yang tidak akan terpisah. Dan saat ini mereka
sedang diuji kesetiaan persahabatannya. Sebenarnya mereka belum tahu betapa
sulitnya pertanyaan yang akan diberikan nanti. Tapi gue salut ama keberanian
mereka menantang pertanyaan dan menghilangkan keraguan (ceilehhh bahasanyaa).
Gue perhatiin mereka dari jauh agak aneh beda dari biasanya. Mereka kali ini
serius menjawab pertanyaan satu demi satu secara bergantian. Tiba-tiba suara
handpone berbunyi *Jeng..dung..tung..cing…eangg..* Suaranya seperti lagu disko
buat mall-mall gitu (“Iyaa diskon 25% baju anak-anak lantai 2, beli 3 gratis
mba-nya”) Kami mengira suara itu berasal dari handpone yang tercharger
dicolokan. “heyy itu hape siapa? Tolong dimatikan!” kata ce’ bu sambil
menunjuk-nunjuk kearah colokan. Awalnya kami membiarkan handpone itu terus
berbunyi hingga salah satu temen gue namanya Erva berani nyamperin tu handpone.
Setelah temen gue cek “Bu..Suaranya handponenya bukan dari sini..” Ibunya terkejut mendengar ucapan Erva lalu
mengambil sesuatu dikantongnya. Setelah diambil ternyata itu handpone ibunya
yang bersuara bukan handpone kami. Satu kelas dibuat ketawa oleh tingkah aneh
ibunya. Termasuk Sulaiman juga ikut tertawa terbahak-bahak sambil memukul-mukul
gue (Lo tega ya man mukul gue, gue kurus kayak tusuk lidi gini sedangkan lo
gede kaya pentol!) Dengan santainya tanpa menghiraupan kami ibunya mengangkat
telepon, ehh bukan telepon tapi sms masuk. Pas ibunya lagi asik-asiknya bermain
dengan handpone, gue ngomong sama Sulaiman (gendut)
“ Man, Sumpahh gue bingung sama ibunya, kenapa suara handpone sendiri
masa gak kenal haha”
“Haduhh..Itu kan Nenek lo!!!” kata Sulaiman sambil
berbisik-bisik
“ Kamprett lo Man! “
“Hahahahaha”
Setelah selesai berurusan dengan handpone ibunya kembali
melanjutkan ulangan lisan. Sambil nunggu giliran gue baca-baca buku sambil
melihat sekilas temen-temen gue yang
lagi asik-asiknya ngerumpi.
*jeng..dung..tung..cing…eangg*
Terdengar suara handpone lagi. Ternyata itu suara
handpone ibunya yang kembali berbunyi. Kali ini ibunya cuma memandangi
handponenya, membiarkan handpone terus berbunyi. Sambil ketawa gue ngomong ke Sulaiman
“Mungkin ini suaminya nelpon yang lagi kangen..” “hahaha..omg” sahut Suliman sambil tertawa.
Pas gue lagi ngomong ama Sulaiman, sekilas gue melihat 5 orang temen gue pada
ngangkat tangan semua kayak orang ngerap. Rupanya 5 orang temen gue ini mencoba
menirukan gaya ngerap dengan menyesuaikan suara handpone ibunya. Melihat tingkah
aneh lucu temen gue ini kami semua tertawa terbahak-bahak. Gue pikir ibunya
bakalan marah atas tingkah laku temen gue ini, ternyata ibunya menghiraukan dan
lebih memilih memandangi handponenya. Suara hilang ketika ibunya mematikan lalu
kembali menaroh kekantong. Suasana kembali normal (tegang). Beberapa menit
kemudian, 5 orang yang maju tadi bersorak-sorak merayakan keberhasilan mereka
menyelesaikan ulangan lisan hingga satu kelas dibuat kaget olehnya.
*Jam menunjukkan pukul 12.00 WITA* Berhubung waktu
kira-kira 10 menit lagi istirahat. Terbesit dipikiran gue saat itu untuk menunda maju kedepan.
Karna gue bingungmmau maju atau enggak. Akhirnya gue ngomong ketemen gue
namanya Syarifah panggilannya Ipeh untuk memberikan saran ke gue. Orangnya agak
aneh apalagi kalo lagi main ps, dia tidak mau diganggu. Kalo sampai ada yang
menganggunya, siap-siap lo kena semprot. Salah satu korbannya semprotannyaa gue
:’(
“Peh..gue pengen maju hari ini, tapi…”
“Hmm..Lebih baik lo maju sekarang aja, kalo nunggu minggu
depan pertanyaannya makin susah” kata ipeh
“Gimana yahh, hmm..oke dehh gue maju sekarang (tumben lo
pinter ngomongnya peh)”
Didepan ibunya kami duduk berlima. Pas gue duduk
didepan ibunya, entah kenapa gue jadi merinding “Jangan ini guru jadi-jadian
atau sejenis hantu!” oke za amu harus fokus, gak mungkin lah ada hantu siang
bolong kayak gini. Kami diberi beberapa pertanyaan. Pertanyaan ini rebutan jadi
gue harus cepat menjawab dan harus benar. Tidak tahu kenapa pas gue didepan gue
merasa gugup. Sesi ulangan lisan dimulai. Dalam beberapa pertanyaan gue
ngejawab dengan lancar tapi lancar juga salahnya (hmm). Ketika gue lagi nunggu
mendapat giliran pertanyaan, sekilas gue melihat jam *menunjukkan pukul 12.05
WITA* sedangkan istrahat sebentar lagi. Kalo gue belum selesai berarti bakalan disambung
pertemuan akan datang. Lebih baik sekarang, kalo nunggu minggu depan kelamaan dan
kalau pun akhirnya harus minggu depan kayaknya otak gue sudah BERKARAT
(kelamaan). Dengan penuh perjuangan akhirnya gue bisa menyelesaikan ulangan
lisan dengan waktu yang cukup singkat. Semua temen-temen gue pada kaget. Ada
salah satu temen yang bilang ke gue “Pantesan lo bisa za, kan lo cucunya!” Kami
semua tertawa serentak mendengar lelucon temen gue ini. Setelah gue sukses
menakhlukkan ulangan lisan, rupanya Sulaiman teropsesi untuk mengikuti jejak
gue (haha). Dia akhirnya maju bersama Muzakir.
*krrrreeengg… krrrreeengg… krrrreeengg…* (suara bel istriahat)
Mendengar suara bel istirahat berbunyi sorak sorai
pun mewarnai kelas kami. Malang nasib Sulaiman dan Muzakir temen gue yang baru
maju, terpaksa mereka akan melanjutkan ulangan lisan lagi pertemuan akan datang
karna waktunya tidak cukup. Karna ibunya terlalu lama menunda waktu istirahat
atau mungkin tidak tahu, ada salah satu temen gue yang nekat keluar. Melihat
banyak yang keluar lalu lalang, ibunya menegur sambil berkata “Kenapa itu
keluar masuk..keluar..masuk? ayoo masuk kedalam!”. Gue mikir (emang masuk itu
pasti kedalam bu, gak ada keluar). Mendengar teguran itu, ada yang kembali ke
kelas dan ada yang malah nekat kabur keluar. Kami semua bingung karna ini
seharusnya waktunya istirahat malah disuruh masuk ke kelas. Hingga salah satu
temen gue ada yang berani tau ibunya “Bu..
jamnya habis, ini waktunya istirahat” Ibunya terkejut habis itu langsung bergegas
merapihkan tumpukan-tumpukan kertas diatas meja. Lalu meninggalkan kami.
End