Minggu, 24 November 2013

MERINDING ENCOK

Hai guys, apa kabarnya? semoga baik-baik saja. Tidak banyak yang dapat gue bagi tentang pengalaman lucu dan menarik kali ini. Yang pasti cerita ini juga dapat menghibur. Selamat membaca :)

Gue pernah punya temen yang hidupnya itu tidak jauh dari mendegarkan lagu-lagu. Mungkin bagi setiap orang mendengarkan lagu itu hal yang wajar, tapi teman gue yang satu ini bedanya mendengarkan lagu kapanpun dan dimanapun. Entah gue juga gak ngerti apa yang menjadi sebab dia tergila-gila mendegarkan lagu. Sampai suatu ketika gue lagi di wc sekolah. Saat itu wc penuh dengan gerombolan manusia, beda dengan biasanya terlihat seperti orang mau masak-masakan aja tapi ini wc coy. Gue paling benci kalau disuruh antri apalagi nunggunya lama banget. Tiba-tiba suasana mulai berubah langit menjadi gelap, angin mulai berhembus kencang ketika ada suara manusia kayak menjerit-jerit kesakitan. Suara itu berasal dari salah satu wc dipojokan. Semua orang yang berada disana kaget mendengar suara orang kayak nyanyi tapi sambil menjerit-jerit. Karna suaranya bikin bulu kuduk merinding jadi semua orang kabur berhamburan bagaikan anai-anai yang berterbangan. Gue pikir suara ini bisa buat bangkit mayat-mayat dikuburan “Itu suara sangkakala, waktunya bangkiiit…hahhhh” Karna semua orang kabur jadi yang tersisa disana hanya gue.

Gue saat itu bimbang pengen kabur atau enggak. Oleh karna sejak tadi gue emang nunggu lama sampai kebelet pengen pipis, akhirnya gue meyakinkan diri untuk masuk ke wc. Pas gue masuk aura-aura negative pun muncul. Air keran yang tidak dimatikan sampai baknya penuh (apa hubungannya?) dan juga bau-bau pesing (huft). Awalnya gue merasa takut akan adanya suara itu lagi. Gue takutnya pas gue lagi kencing tiba-tiba ada yang ngetok dari luar “hahhhh…keluar kau dari sana!) gue gak bisa bayangin gue lari menjerit-jerit kaya orang lari ditagih hutang, bedanya larinya gak pake celana (hmm). Apalagi wc yang gue masuki ini kunci pintunya rusak, ini bisa memudahkan siapa pun masuk (ini wc atau gudang sih?). Sampai gue keluar wc suara itu sudah tidak ada lagi.

Berhubung bel sudah berbunyi, menandakan dimulai kembali jam pelajaran. Gue lari secepat mungkin untuk balik ke kelas. Yang gue takutkan itu kalo gurunya udah masuk ke kelas lebih dulu sedangkan gue masih diluar, bisa-bisa gue dihukum berat. Sambil berlari gue melihat dari kejauhan didepan kelas gue agak sepi. Sempat gue  mengira ibunya sudah masuk ke kelas. Untungnya setelah gue tengok ke kelas, ternyata ibunya belom datang. Sambil menunggu ibu guru datang, gue berbincang-bincang sama temen-temen mengenai ulangan lisan yang akan dilaksanakan pada jam pelajaran ini. Keadaan kelas saat itu lagi rebut-ributnya. Ada yang lagi lari-larian kayak anak kecil dan juga ada yang teriak-teriak gak jelas (ini kelas atau taman kanak-kanak sih?). Tiba-tiba ibu guru datang sambil membawa satu tumpukan kertas. Tumpukan kertas itu bagaikan tumpukan catatan amal kebaikan kita yang siap dihisab. Satu kelas pontang-panting berlarian. Kalo gue sih santai-santai aja, orang dari tadi gue duduk aja (anak baik-baik)
“Assalamualaikum wrwb”
“Wa’alaikum salam ” sahut kami serentak sedikit agak ngos-ngosan
“Hari kita ulangan lisan, maju 5 orang kedepan” sambil merapikan meja
“Iya, silahkan maju 5 orang siapa yang berani?” (nada suara agak menakutkan)

Ketika ibu guru memanggil seperti itu semua yang didalam kelas diem sambil menundukan kepala dan ada juga yang sok-sok’an baca buku, gak tau buku apaan sejenis komik atau entalah apa namanya. Setelah beberapa kali dipanggil ternyata ada temen gue yang berani maju. Temen gue yang maju ini gue anggap GOJIN (Golongan Jin). Gue gak tau apa alasan mereka member nama GOJIN. Mereka 5 bersahabat yang tidak akan terpisah. Dan saat ini mereka sedang diuji kesetiaan persahabatannya. Sebenarnya mereka belum tahu betapa sulitnya pertanyaan yang akan diberikan nanti. Tapi gue salut ama keberanian mereka menantang pertanyaan dan menghilangkan keraguan (ceilehhh bahasanyaa). Gue perhatiin mereka dari jauh agak aneh beda dari biasanya. Mereka kali ini serius menjawab pertanyaan satu demi satu secara bergantian. Tiba-tiba suara handpone berbunyi *Jeng..dung..tung..cing…eangg..* Suaranya seperti lagu disko buat mall-mall gitu (“Iyaa diskon 25% baju anak-anak lantai 2, beli 3 gratis mba-nya”) Kami mengira suara itu berasal dari handpone yang tercharger dicolokan. “heyy itu hape siapa? Tolong dimatikan!” kata ce’ bu sambil menunjuk-nunjuk kearah colokan. Awalnya kami membiarkan handpone itu terus berbunyi hingga salah satu temen gue namanya Erva berani nyamperin tu handpone. Setelah temen gue cek “Bu..Suaranya handponenya bukan dari sini..”  Ibunya terkejut mendengar ucapan Erva lalu mengambil sesuatu dikantongnya. Setelah diambil ternyata itu handpone ibunya yang bersuara bukan handpone kami. Satu kelas dibuat ketawa oleh tingkah aneh ibunya. Termasuk Sulaiman juga ikut tertawa terbahak-bahak sambil memukul-mukul gue (Lo tega ya man mukul gue, gue kurus kayak tusuk lidi gini sedangkan lo gede kaya pentol!) Dengan santainya tanpa menghiraupan kami ibunya mengangkat telepon, ehh bukan telepon tapi sms masuk. Pas ibunya lagi asik-asiknya bermain dengan handpone, gue ngomong sama Sulaiman (gendut)
“ Man, Sumpahh gue bingung sama ibunya, kenapa suara handpone sendiri masa gak kenal haha”
“Haduhh..Itu kan Nenek lo!!!” kata Sulaiman sambil berbisik-bisik
“ Kamprett lo Man! “
“Hahahahaha”
Setelah selesai berurusan dengan handpone ibunya kembali melanjutkan ulangan lisan. Sambil nunggu giliran gue baca-baca buku sambil melihat sekilas temen-temen gue yang  lagi asik-asiknya ngerumpi.
 *jeng..dung..tung..cing…eangg*

Terdengar suara handpone lagi. Ternyata itu suara handpone ibunya yang kembali berbunyi. Kali ini ibunya cuma memandangi handponenya, membiarkan handpone terus berbunyi.  Sambil ketawa gue ngomong ke Sulaiman “Mungkin ini suaminya nelpon yang lagi kangen..”  “hahaha..omg” sahut Suliman sambil tertawa. Pas gue lagi ngomong ama Sulaiman, sekilas gue melihat 5 orang temen gue pada ngangkat tangan semua kayak orang ngerap. Rupanya 5 orang temen gue ini mencoba menirukan gaya ngerap dengan menyesuaikan suara handpone ibunya. Melihat tingkah aneh lucu temen gue ini kami semua tertawa terbahak-bahak. Gue pikir ibunya bakalan marah atas tingkah laku temen gue ini, ternyata ibunya menghiraukan dan lebih memilih memandangi handponenya. Suara hilang ketika ibunya mematikan lalu kembali menaroh kekantong. Suasana kembali normal (tegang). Beberapa menit kemudian, 5 orang yang maju tadi bersorak-sorak merayakan keberhasilan mereka menyelesaikan ulangan lisan hingga satu kelas dibuat kaget olehnya.

*Jam menunjukkan pukul 12.00 WITA* Berhubung waktu kira-kira 10 menit lagi istirahat. Terbesit dipikiran  gue saat itu untuk menunda maju kedepan. Karna gue bingungmmau maju atau enggak. Akhirnya gue ngomong ketemen gue namanya Syarifah panggilannya Ipeh untuk memberikan saran ke gue. Orangnya agak aneh apalagi kalo lagi main ps, dia tidak mau diganggu. Kalo sampai ada yang menganggunya, siap-siap lo kena semprot. Salah satu korbannya semprotannyaa gue :’(
“Peh..gue pengen maju hari ini, tapi…”
“Hmm..Lebih baik lo maju sekarang aja, kalo nunggu minggu depan pertanyaannya makin susah” kata ipeh
“Gimana yahh, hmm..oke dehh gue maju sekarang (tumben lo pinter ngomongnya peh)”  

Didepan ibunya kami duduk berlima. Pas gue duduk didepan ibunya, entah kenapa gue jadi merinding “Jangan ini guru jadi-jadian atau sejenis hantu!” oke za amu harus fokus, gak mungkin lah ada hantu siang bolong kayak gini. Kami diberi beberapa pertanyaan. Pertanyaan ini rebutan jadi gue harus cepat menjawab dan harus benar. Tidak tahu kenapa pas gue didepan gue merasa gugup. Sesi ulangan lisan dimulai. Dalam beberapa pertanyaan gue ngejawab dengan lancar tapi lancar juga salahnya (hmm). Ketika gue lagi nunggu mendapat giliran pertanyaan, sekilas gue melihat jam *menunjukkan pukul 12.05 WITA* sedangkan istrahat sebentar lagi. Kalo gue belum selesai berarti bakalan disambung pertemuan akan datang. Lebih baik sekarang, kalo nunggu minggu depan kelamaan dan kalau pun akhirnya harus minggu depan kayaknya otak gue sudah BERKARAT (kelamaan). Dengan penuh perjuangan akhirnya gue bisa menyelesaikan ulangan lisan dengan waktu yang cukup singkat. Semua temen-temen gue pada kaget. Ada salah satu temen yang bilang ke gue “Pantesan lo bisa za, kan lo cucunya!” Kami semua tertawa serentak mendengar lelucon temen gue ini. Setelah gue sukses menakhlukkan ulangan lisan, rupanya Sulaiman teropsesi untuk mengikuti jejak gue (haha). Dia akhirnya maju bersama Muzakir.
*krrrreeengg… krrrreeengg… krrrreeengg…* (suara bel istriahat)

Mendengar suara bel istirahat berbunyi sorak sorai pun mewarnai kelas kami. Malang nasib Sulaiman dan Muzakir temen gue yang baru maju, terpaksa mereka akan melanjutkan ulangan lisan lagi pertemuan akan datang karna waktunya tidak cukup. Karna ibunya terlalu lama menunda waktu istirahat atau mungkin tidak tahu, ada salah satu temen gue yang nekat keluar. Melihat banyak yang keluar lalu lalang, ibunya menegur sambil berkata “Kenapa itu keluar masuk..keluar..masuk? ayoo masuk kedalam!”. Gue mikir (emang masuk itu pasti kedalam bu, gak ada keluar). Mendengar teguran itu, ada yang kembali ke kelas dan ada yang malah nekat kabur keluar. Kami semua bingung karna ini seharusnya waktunya istirahat malah disuruh masuk ke kelas. Hingga salah satu temen gue ada yang berani  tau ibunya “Bu.. jamnya habis, ini waktunya istirahat” Ibunya terkejut habis itu langsung bergegas merapihkan tumpukan-tumpukan kertas diatas meja. Lalu meninggalkan kami.

End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar