Rabu, 31 Agustus 2016

Mensukses Kota Banjarmasin sebagai Kota Wisata Dunia melalui Pengadaan Bus Tingkat Wisata


Banjarmasin merupakan salah satu pintu gerbang kegiatan ekonomi nasional. Pulau yang terkenal dengan julukan Pulau Seribu Sungai ini memiliki sebuah Bandar Pelabuhan besar dan sudah puluhan tahun menjadi pintu keluar masuk bagi kegiatan perekonomian Pulau Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan. Pariwisata kini menjadi salah satu sektor andalan untuk menyedot pendapatan daerah di Banjarmasin. Ada 36 destinasi wisata yang dikembangkan di Banjarmasin. Salah satunya adalah wisata Siring Sungai Tendean dan juga wisata Susur Sungai. Bisnis pertambangan dan perkebunan yang lesu berimbas ke perekonomian Kota Banjarmasin. Para pebisnis tambang dan kebun tidak lagi membelanjakan uangnya di Banjarmasin, Hal ini mendorong pemerintah Kota Banjarmasin untuk meningkatkan pendapatan melalui sektor parawisata dengan cara menargetkan 1 juta pengunjung selama satu tahun. Tentu dengan target tersebut, diperlukan langkah-langkah yang membuat wisatawan tertarik untuk datang ke kota Banjarmasin. Namun nyatanya Banjarmasin selalu kalah bersaing dengan beberapa kota di Indonesia seperti Bandung dan Surabaya. Lantas, apa kendala utama kota ini dalam memajukan pariwisatanya? Jawabannya adalah keterlambatan pembangunan infrastruktur. Sehingga yang diperlukan adalah pembangunan intrastruktur yang tepat sasaran.
            Perkara memoles kota demi menarik wisatawan untuk datang, bukanlah hanya soal mempercantik bangunan fisik semata. Belakangan sarana transportasi berbagai tempat wisata di suatu kota, juga mulai menjadi elemen pokok yang harus diperhatikan. Berdasarkan pengalaman penulis menaiki Bhinneka Patas Executive melalui penawa di internet http://www.naikbhinneka.co.id dan merasakan kenyamanan serta keamanan yang diberikan. Muncul sebuah ide tentang pengembangan wisata kota Banjarmasin dengan pengadaan bus wisata bertingkat bernama Bus Antasari. Beberapa kota di Indonesia seperti kota Solo telah memiliki  Bus Tingkat wisata bernama Werkuda. Jakarta juga tak mau ketinggalan, Jakarta City Tour Bus (JCTB) merupakan bus tingkat wisata keliling kota Jakarta secara gratis. Lalu bagaimana dengan Bandung? Bandung juga memiliki bus tingkat wisata bernama “Bandung Tour on the Bus” atau biasa disebut Bandros. Bandros sangat diminati masyarakat khususnya bagi para pemuda. Desain ala eropa membuat Bandros sering dijadikan objek untuk berfoto. Oleh karena itu penulis ingin kedepannya Kota Banjarmasin meniru langkah yang diambil Solo, Jakarta dan Bandung dalam menarik wisatawan dengan cara menyediakan bus wisata bertingkat. Mengingat rendahnya APBD kota Banjarmasin, maka alangkah baiknya pengadaan bus tingkat wisata ini diserahkan ke pihak swasta saja. Dengan begitu Pemerintah kota Banjarmasin tak perlu ikut mengelola ataupun mengeluarkan biaya, cukup menjadi regulator saja. Halte dan terminalnya pun harus dikelola oleh pihak swasta dan terintegrasi dengan tranfortasi lain serta dilengkapi berbagai sarana pendukung lainnya
Bus wisata bertingkat pertama di Indonesia



Penampakan Jakarta City Tour Bus (JCTB) dengan warna biru ditambah gambar monument Jakarta         

Bandros merupakan bus antik ala eropa


               
Nantinya bus tersebut dioperasikan dengan rute tujuan obyek wisata yang ada di Banjarmasin, seperti di daerah Siring Tandean, Maskot Bekantan, Museum Wasaka dan lain-lain. Untuk tahap pertama, sebaiknya akan diuji coba sebanyak lima unit bus tingkat. Guna meningkatkan kualitas pelayanan, maka sudah saatnya  bus tingkat tersebut nantinya memakai sistem booking online layaknya pesawat. Sistem booking online telah banyak diterapkan agen-agen bus seperti Bhinneka Sangkuriang . Cukup mengunduh aplikasi melalui Google Play Store dengan kata kunci “Bhinneka Taxi” maka dengan mudah kita membooking bus tanpa harus datang ke agen.  Hal tersebut sesuatu yang sangat mungkin terjadi jika pemerintah kota Banjarmasin memberikan ruang investasi yang pasti bagi perusahaan swasta untuk  membangun kota Banjarmasin dan memberikan kepercaya kepada pemerintah pusat agar ikut mendukung langkah tersebut. Sebelumnya akan ada MoU (Memorandum of Understanding) yang menentukan besaran tarif hingga bagi hasil. Kesepakatan juga diarahkan mengatur pembagian biaya operasional Jika proyek tidak dipenuhi maka akan ada regulasi untuk penambahan masa konstruksi bagi investor Selain itu, menyiapkan regulasi juga sangat penting agar memungkinkan investasi masuk secara lancar dan aman. Tentunya menyiapkan regulasi dibutuhkan campur tangan pemerintah pusat. Oleh karena itu, koneksi yang baik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah sangat diperlukan. Jadi harapannya kedepan melalui pengadaan bus tingkat wisata dan regulasi yang baik dapat menambah pendapatan daerah kota Banjarmasin dan terwujudnya kota wisata dunia.

        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar